orang yang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah berjuang
aku melihat air menjadi rusak karena diam dan tertahan
juka mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang
singa jika tidak tinggalkan sarangtak akan dapat mangsa
anak panah jika tidak ditinggalkan busur tak akan kena sasaran
jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
bijih emas bagaikan tanahbiasa sebelum digali dari tambang
kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa
jika di dalam hutan
imam syafi'i
dikutip dari prolog buku negeri 5 menara.
sebenernya kabita sama kehidupan yang ada dalam buku itu,
waktu tamat smp dan mau lanjtu sma, sbnernya ada keinginan untuk lanjut ke pesantren di Gontor, pgn mondok, pengen memperdalam ilmu agama, tapi saat itu juga yang nama keinginan remaja ababil tidak bisa dipungkiri kawan! media sangat gencar mempertontonkan sisi kehidupan remaja yang katanya tidak bisa diulang, masa2 SMA adalah masa2 penuh cerita, nyesel kalo g pernah ngalaminnya.
ngeliat film pasti kabita, pke baju putih abu, punya co ganteng, romantis2an (yang belakangan saya tau hakikat dari kebiasaan remaja yang buruk ini dalam agama yang saya anut ketika saya terdampar dalam sebuah ekstrakulikuler bernama IKARIS). semua membuat saya akhirnya tidak jadi memilih masuk pesantren dengan alasan: mau nikmatin masa muda.
tapi jujur, saya tidak pernah menyesal pada keputusan yang saya pilih, di sini, di sekolah ini, saya mendapatkan apa yang justru tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. saya bisa mendapatkan teman2 yang sungguh luar biasa, pengalaman hidup yang sangat tak bisa dibeli di belahan bumi manapun di dunia ini. yang terpenting
bukanlah dimana kita sekarang berada untuk mengambil sebuah pelajaran, tapi ambilah pelajaran dimana pun kita berada.